Rabu, 30 Maret 2011

Sejarah Batik di Jetis

 
BATIK tulis traditional Sidoarjo yang berpusat di JETIS telah ada sejak tahun 1675, setahun setelah MASJID JAMEK dibangun. Masjid tersebut sekarang bernama AL ABROR, berada di KAUMAN.

Kala itu seorang yang konon masih keturunan raja dikejar-kejar penjajah dan lari ke Sidoarjo. Sayangnya sampai sekarang belum ada data akurat, siapa sebenarnya dan dari mana pria yang menyamar sebagai pedagang dan dikenal dengan panggilan MBAH MULYADI tersebut. Makam beliau masih ada di masjid yang kini sedang dipugar di Kawasan Kauman tersebut.

Bersama pengawalnya, Mbah Mulyadi mengawali berdagang di "PASAR KAGET" yang kini dikenal dengan nama "PASAR JETIS"

Selain memberi pelajaran mengaji dan mempelajari Al-Quran serta selalu mengajak shalat berjamaah, Mbah Mulyadi juga melakukan pendekatan kepada masyarakat setempat dengan memberikan pelatihan keterampilan membatik.

Seiring dengan perkembangan penduduk, serta kian ramai nya perdagangan di Pasar Jetis, kawasan ini ini banyak didatangi para pedagang dari luar daerah, di antara para pendatangnya pedagang asal MADURA yang semakin banyak berdagang di Pasar Jetis, mereka sangat menyukai batik tulis buatan warga jetis.

Mereka sering memesan batik tulis dengan permintaan motif dan warna khusus khas MADURA . Itu sebabnya batik tulis asal Jetis ini kemudian dikenal orang sebagai batik corak MADURA.

Batik tradisinal Jetis dikenal sebagai batik tulis halus, yang kemudian coraknya berkembang menjadi corak khas batik Jetis yang berwarna warni, motifnya antara lain motif burung merak, kupu-kupu, bunga kenongo, kembang bayem dsb. Dan latar nya bermotif beras utah, cecekan, dan sunduk kentang.

Sekarang karya dari KAMPUNG BATIK bisa didapatkan di daerah2 terkenal di Indonesia dan mancanegara.. AYO BANGKIT SIDOARJOKU!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

blogwalking.. Selamat datang di blog saya.