Batik sekarang ini telah menjadi trend di semua kalangan masyarakat, baik dalam acara-acara formal maupun non formal. Dalam era modernisasi dan globalisasi ternyata batik tulis tradisional masih di cintai dan dilestarikan oleh masyarakat yang sudah berwawasan global dan modern. Salah satunya adalah batik tradisional jetis yang berada di Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya di pusat kota Sidoarjo, tepatnya dijalan Diponegoro, di situ akan ada Gapura dengan motif batik lalu ada ornamen canting batik.

Di dalam kampoeng Jetis tersebar rumah para perajin batik yang merupakan salah satu sentra Batik terbesar di Sidoarjo Di kampoeng ini akan ditemukan bangunan-bangunan dengan arsitektur roemah tempoe doeloe yang cukup menarik untuk disimak, jendela besar dan jeruji besi yang antik, dapat kita bayangkan pada masa jayanya daerah tersebut cukup ramai dan banyak terdapat rumah para juragan batik beserta perajinnya menempati daerah tersebut.
Namun selang beberapa tahun yang lalu jumlah perajin semakin menurun, banyak yang beralih profesi ataupun menutup usahanya, hal ini disebabkan karena semakin langkanya generasi muda yang terjun untuk meneruskan warisan budaya membatik sebagai suatu usaha yang dapat menjamin kehidupan. Dapat kita ketahui bahwa upaya para penerus usaha batik ini sangat tangguh menjalankan usahanya dengan kondisi yang tidak menentu seperti bahan baku yang tidak stabil harganya, kualitas kain, perajin batik/buruh pembatik yang semakin sedikit dan lain-lain. Sebagai tindak lanjut dari Komitmen Bapak Bupati Sidoarjo agar Sidoarjo bangkit, maka pada tanggal 3 Mei 2008 telah diresmikan “Kampoeng Batik Jetis, Sidoarjo” sebagai salah satu tujuan wisata.
Saat ini pengusaha batik tulis di daerah ini berjumlah 30-an pengrajin yang tergabung dalam koperasi dengan mempekerjakan ratusan ibu-ibu pembatik. Harga batik tulis jetis ini lebih mahal 5 kali dibanding dengan batik cetak. Harganya berkisar antara Rp 150.000 – Rp 2,5 juta per lembar sesuai kerumitan corak.
Tingginya permintaan kain batik untuk dijadikan busana dengan berbagai model, memotivasi perajin untuk terus meluncurkan corak baru. Kampoeng Batik Jetis kini terus berbenah, terutama untuk menghasilkan corak batik sesuai selera pasar. Perajin pun terus mengembangkan kreasinya dengan tidak hanya menjual kain batik tulis, tetapi sudah berupa kemeja siap pakai. Kreativitas lain ditampilkan dengan memproduksi sepatu dan sandal dengan bahan kain batik tulis, termasuk tas dan pernak-pernik lain. Kreativitas perajin benar-benar diuji agar mampu menguasai pasar lokal dari serbuan tekstil impor yang bercorak batik.
Nah kalau anda berminat atau penasaran gimana sih proses pembuatan batik tulis yang uda kualitas ekspor ini...?? monggo silahkan dateng aja ke kampoeng Batik Jetis. Rumah gue juga di Jetis lhoo...(promosi) hehee :)), banyak kok yang mengadakan kunjungan kesini, mulai dari instansi pemerintah atau tamu dari pemkab sidoarjo sendiri, mahasiswa, anak SMA, SMP sampe SD. Bahkan turis2 mancanegara juga sering mengunjungin kampung kecil di kota Sidoarjo ini ,ada yang dari Australia, China, Jepang. Jauh2 dari sana hanya untuk mengenal dan mengapresiasi sebuah karya yang luar biasa dari orang indonesia dan di akui dunia. Ya meskipun secara resminya baru tahun2 kemaren sih... :)) bayangin deh, orang luar aja pengen tau lebih dekat budaya kita, masa' kita tidak ?? Kita seharusnya sadar bahwa kita harus lebih mengenal dan melestarikan budaya2 bangsa kita. So, ayo kita mengenal lebih dekat budaya kita sendiri ! jangan sampe "dicuri" lagi tuh ma si Malingsia!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar